Minggu, 12 April 2015

Nikmatnya Menjadi Aktivis Kampus....!!!!!

Sehabis membaca notes dari seorang aktivis berintelektual, saya termenung. Saya memutar kembali memori saat masih tinggal di Salemba dan ‘dipaksa’ untuk pindah ke Bekasi karena keadaan lingkungan yang amat tidak memungkinkan saat itu. Masih tergambar jelas di benak saya tentang kerusuhan pada peristiwa 1998 yang menewaskan rekan-rekan mahasiswa, sang pahlawan revolusi. Saya bergedik saat mengingat umur saya yang masih sangat kecil, tapi harus berpacu dengan waktu untuk berjaga-jaga menghadapi ‘serangan’ yang kapan saja bisa terjadi. Dan juga setiap malam yang penuh cekaman karena ayah dan para tetangga terus berjaga-jaga, sampai pada akhirnya, ayah memutuskan untuk memindahkan kami ke kota Bekasi, menurut ayah saat itu merupakan daerah yang aman untuk ditempat demi menjaga mental dan pertumbuhan anak-anaknya. Yang saya ingat, ibu baru saja melahirkan adik saya yang berusia kurang dari dua minggu.


Kini, bukan ketakutan lagi yang ada di hati saya jika mengingat peristiwa itu. Semangat mahasiswa saat itu sangat tinggi. Semangat mereka untuk Indonesia yang lebih baik, semangat mereka untuk menggulingkan orde baru dan menaikkan demokrasi. Mereka rela mati demi memajukan Indonesia yang lebih baik.

Apakah hasil dari perjuangan mereka ? hasilnya adalah KITA !! kita bisa menikmati indahnya demokrasi tanpa takut merasa terbatasi. Kita memiliki hak untuk berbicara dan berpendapat, tanpa takut ‘ditangkap’. Kita, adalah para penyambung lidah rakyat ! kita, generasi penerus bangsa !!

Namun, letupan semangat itu mulai pudar saat ini. Banyak mahasiswa yang hanya menjadi kupu-kupu alias kuliah-pulang-kuliah-pulang. Sedikit dari mereka yang mau menikmati indahnya beraktivis di dunia kampus. Di pikiran mereka hanya IP, IP, IP, dan IP !!

Saya teringat pesan seorang rektor universitas negeri ternama pada mahasiswanya sewaktu ospek “jika kalian masuk kampus ini hanya untuk mengejar IP, saya anggap kalian ini hanya SAMPAH !!” kata-kata yang sungguh keras, namun jika orang yang mendengar mengerti apa yang dimaksud, niscaya, kata-kata itu adalah sebuah motivasi untuk kita.

Saya sangat menikmati kehidupan saya menjadi seorang aktivis dalam kampus saya. Banyak yang bisa saya dapatkan ketika saya memutuskan untuk menjadi seorang aktivis. Serunya mengerjakan tugas aktivis saat yang lain sedang libur, serunya membagi waktu antara tugas sebagai aktivis dengan tugas sebagai mahasiswa, serunya ketika suasana dalam lingkup suatu event menjadi ‘panas’ karena adanya mahasiswa yang menjadi provokasi dalam event tersebut, dan nikmatnya ketika kami mengajukan suatu aspirasi kepada institusi dan berdiskusi hebat dengan institusi demi kepentingan seluruh mahasiswa. Semua itu saya lakukan, tentunya dengan hati yang ikhlas dan senang.

Dari semua yang saya lihat, saya justru melihat banyaknya aktivis yang memiliki nilai akademik yang lebih bagus dan memuaskan dibandingkan dengan mereka yang hanya “kuliah-pulang-kuliah-pulang”. Ternyata, segudang aktivitas mereka bukan membuat mereka semakin lelah dan down, tetapi membuat mereka semakin bersemangat.

Mengapa pada akhirnya saya memutuskan untuk menjadi aktivis ? karena, saya ingin meningkatkan kemampuan softskill saya. Saya tidak ingin menjadi mahasiswa yang hanya mementingkan IP, nilai, dan hardskill, tetapi saya ingin memiliki kemampuan softskill yang banyak saya dapatkan ketika saya memutuskan untuk menjadi aktivis.

Apa yang diharapkan dari seorang mahasiswa yang lulus dari almamaternya ? lulus dengan IP tinggi kah ? kerja di tempat bergengsi ? mendapat uang banyak ? itukah gambaran sukses dimata mahasiswa sekarang ??

Taukah kalian, kawan ? ketika kalian memakai jaket almamater kita, sesungguhnya, banyak jutaan orang diluar sana yang mendoakan kita, menanti kita untuk membuat perubahan yang berarti di negeri ini. Mengharapkan kita yang bisa menggapai asa dan cita mereka, yaitu untuk mengarahkan bangsa kita ini ke arah yang lebih baik.Siapakah mereka itu ? mereka adalah orang-orang yang sebenarnya ingin seperti kita, kawan ! mereka ingin merasakan duduk di bangku perkuliahan ! mereka adalah orang-orang yang selalu tak berdaya atas semua ketidakadilan ! mereka adalah orang-orang yang mengharapkan kita duduk di kursi pemerintahan kelak, dan dapat bertidak adil, bijak, serta jauh dari berbagai hal negatif seperti pemerintahan yang sering mereka lihat saat ini..

Bersyukurkah kalian atas keadaan ini ? bersyukurkah kalian atas kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita ? bersyukurkah kalian karena kalian masih bisa mengecap indahnya pendidikan perkuliahan ? masihkan kalian berkeluh kesah dengan berbagai aturan yang ada di kampus kalian, padahal masih banyak orang diluar sana yang ingin merasakan menjadi ‘kita’ ?

Kawan, sukses tak hanya diraih ketika kalian memiliki IPK yang tinggi, ketika kalian bekerja di tempat bergengsi, ketika kalian bisa mengumpulkan materi yang banyak dengan semua itu. Tidak seperti itu, kawan !! sukses kita adalah ketika kita bisa mewujudkan harapan mereka yang menantikan pengharapan dari kita !

Proteskah kalian dengan pemerintahan sekarang ? jika ya, apa wujud dari ketidakpuasan kalian ? wujudkan ketidakpuasan kalian itu dengan semangat yang tinggi untuk belajar, memiliki akhlak yang baik, memiliki softskil dan wawasan yang luas, serta memiliki rasa cinta yang begitu besar terhadap negeri ini. Saya yakin, semua akan seperti yang kita harapkan jika kita memulai segala sesuatunya dari diri kita sendiri !! karena, sebobrok-bobroknya negeri ini, kita hidup di negeri ini, meminum airnya, menginjak tanahnya, dan memanfaatkan alamnya (Donny Dhirgantoro, 5cm) setiap generasi memiliki kesempatan untuk merubah bangsa ini, tak terkecuali generasi kita saat ini. Yang menjadi pertanyaan, maukah kita mengambil kesempatan itu ?

Kita harus bisa menjadi manusia yang bisa membuat sekeliling kita merasa lega karena kehadiran kita. Kitalah, yang banyak dinanti orang untuk membuat perubahan ini !!

“mimpi saya yang terbesar yang ingin saya laksanakan adalah agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi ‘manusia-manusia biasa’. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai manusia yang normal, sebagai manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda, dan sebagai seorang manusia”

1 komentar: